Hari Jum'at 13 Desember 2018 yang lalu, saya mengikuti Pelatihan Bagi Pelatih (TOT) Gerakan #KangPisman di Grand Tebu Hotel.
Saya mewakili TP PKK Kelurahan Mekar Mulya untuk menghadiri acara tersebut.
Sejak menjadi bagian dari ibu-ibu PKK Kelurahan MM, ini adalah salah satu hal yang saya sukai, yaitu bisa mengikuti pelatihan yang bermanfaat setidaknya untuk saya sendiri, dan nantinya bisa bermanfaat untuk lingkungan saya juga orang banyak.
Gerakan Kang Pisman ini adalah program dari Walikota yang baru yaitu Bapak Oded M. Danial.
Sebetulnya sudah beberapa tahun ini program ini dijalankan, namun kali ini memiliki nama yang baru yaitu Kang Pisman yang merupakan singkatan dari Kurangi Pisahkan dan Manfaatkan.
Nanti akan saya share di artikel berikutnya mengenai Kang Pisman yaa.
Sampah ini memang salah satu permasalahan yang tidak ada habisnya, bukan hanya di Bandung saja, bahkan di seluruh dunia.
Sampah juga menjadi penyebab utama bencana banjir di banyak tempat di Bandung.
Tau ga kenapa? Karena sampah-sampah yang dibuang sembarang masuk ke sungai.
Mungkin rasanya ga apa-apa karena yang buang sampah sembarang hanya kita sendirian.
Tapi kalau jutaan orang punya pikiran yang sama? Jadilah seperti sekarang.
Sampah kecil sampai sampah besar seperti kursi bekas, kasur, dll bermuara ke sungai. #Duh
Sumber foto: https://alamendah.org/2010/09/02/citarum-menjadi-sungai-paling-tercemar-di-dunia/ |
Tahun 2010 Sungai Citarum memiliki julukan "Sungai Paling Tercemar di Dunia."
Jangan menyalahkan pemerintah yang dianggap lambat dalam penanganan, dll.
Berkaca lagi pada diri sendiri, kitalah bagian terbesar dalam menyumbangkan sampah.
Kalau bukan kita yang peduli, sampai kapan pun tidak akan pernah terselesaikan masalah banjir ini.
Buat kita yang rumahnya selalu bersih dari sampah, hanya tau bahwa sampah dari rumah dikumpulkan dan diambil secara rutin oleh tukang sampah.
Setelah itu tidak tau dibawa kemana sampah-sampah itu, yang penting rumah bersih.
Padahal kalau mau cari tau lebih dalam, ternyata sampah yang dihasilkan oleh semua orang yang tinggal di Bandung mencapai 1.500 ton setiap hari.
Jumlah itu sama dengan luas lapangan bola setinggi 75 cm.
Berarti setahun mencapai 547.500 ton. #Merinding
Ternyata pengelolaan sampah mulai dari menyapu jalanan, mengangkut sampah ke TPS sampai akhirnya diangkut ke TPA itu mengeluarkan biaya yang luar biasa, total sekitar 108 Milyar per tahun.
Belum habis sampai di situ, sampah-sampah yang di TPA pun semakin hari semakin menumpuk.
Mau dikemanakan lagi? Mencari TPA baru kah? Meski sebetulnya sampah bisa saja dibakar, tapi akan menimbulkan masalah baru lagi, yaitu asap dari sampah yang dibakar yang bisa membahayakan karena mengandung asap karsenogenik yang beracun.
Selain itu, asapnya juga bisa menimbulkan efek rumah kaca, penyebab global warming.
Mau ditimbun? Kalau sampah yang mudah terurai bolehlah ditimbun.
Tapi untuk sampah yang sulit terurai bagaimana? Sampah plastik dan kaleng baru bisa terurai dalam waktu 100 tahun. #Sadis
Tahun 2005 Bandung pernah dijuluki "Bandung Kota Sampah". #Sad
Penyebabnya adalah sampah-sampah yang menggunung di TPA Leuwi Gajah, Cimahi Selatan, Cimahi mengalami longsor, setelah diguyur hujan lebat.
Yang bikin sedihnya itu, longsoran menimbun rumah-rumah di dua kampung yang berada tidak jauh dari TPA tersebut, dan menyebabkan korban jiwa, diduga 141 orang meninggal.
Karena peristiwa tersebut, TPA Leuwi Gajah ditutup sementara, jadinya sampah-sampah dari Bandung Raya tersendat dan mengakibatkan sampah-sampah tidak diangkut yang akhirnya membuat Bandung menjadi kota lautan sampah.
Sedih banget yaa Bandung pernah punya prestasi jadi kota sampah.
Sejak saat itu setiap tanggal 21 Februari diperingati sebagai Hari Peduli Sampah Nasional.
Setelah kejadian itu juga TPA dipindahkan ke Sarimukti, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.
Namun, TPA baru pun semakin lama akan semakin penuh dengan sampah yang menggunung.
Diperkirakan umurnya hanya sampai tahun 2021 alias pada tahun tersebut bakal super full banget disana.
Kita ga mau kan nambah TPA-TPA yang baru lagi, atuh lama-lama jadi full lautan sampah dong.
Solusinya adalah kembali ke rumah masing-masing, sampah dikelola oleh masing-masing manager rumah tangga yaitu kita para ibu supaya sampah bisa terkelola dengan baik dan outputnya adalah bisa mengurangi sampah.
Cara mengelolanya adalah dengan melakukan gerakan Kang Pisman di masing-masing rumah.
Jika semua ibu di Bandung atau bahkan di seluruh dunia bisa memulainya di rumah sendiri, semoga masalah sampah yang semakin gawat ini jadi bisa teratasi.
#BloggerPerempuan #KangPisman #NyaahKaBandung #BandungJuara #IbuPKK #TrainOfTrainer
BalasHapusBagus ☝semangat terus untuk berbagi. Demi bandung juara. # Lamun urang nyaah ka alam. Alam pasti nyaah ka urang.#
Alhamdulillaah semoga sharenya bisa bermanfaat untuk warga Bandung khususnya.
Hapus